Jumat, 23 Desember 2011

“ KONDISI GEOGRAFIS DAN SOSIAL PENDUDUK INDONESIA “

 
  1. Kondisi  Geografis  
1.      Letak Geografis
Letak Geografis adalah letak suatu tempat atau Negara yang dilihat berdasarkan kenyataan  di bumi. Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua dan dua samudera serta dilalui dua jalur sirkum. Benua yang mengapit Negara Indonesia ialah Benua Asia dan Benua Australia. Samudera yang mengapit Negara Indonesia ialah Samudera pasifik dan Samudera Hindia. Sirkum yang melewati Negara Indonesia ialah Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania, sehingga menyebabkan banyak gunung api yang masih aktif dan rawan akan bencana seperti gempa, banjir dan kebakaran hutan. Berdasarkan letak geografisnya Indonesia berbatasan dengan :
a.       Sebelah Barat dengan Samudera Hindia
b.      Sebelah Timur dengan Papua Nugini dan Samudera Pasifik
c.       Sebelah Utara dengan Filipina, Singapura dan Malaysia
d.      Sebelah Selatan dengan Australia dan Samudera Hindia

Kondisi geografis berkaitan dengan letak juga berpengaruh terhadap iklim. Letak indonesia juga berpengaruh terhadap iklim, iklim di indonesia dapat di golongkan atas tiga macam yaitu:
1.      Iklim Tropis: terjadi karena indonesia di lalui oleh garis khatulistiwa akibatnya suhu suhu rata rata di indonesia tinggi.
2.      Iklim Laut : terjadi karena indonesia merupakan negara kepulauan yang diapit oleh dua samudera besar,dan menyebabkan kelembaban udara rata rata tinggi.
3.      Iklim Musim: terjadi karena indonesia diapit oleh dua benua yang dipisahkan oleh garis khatulistiwa pada bulan desember sampai dengan maret,arus angin bertip dariasia dan samudera pasifik melewati indonesia dan australia,karena angin ini bertiup dari samudera pasifik membawa uap air sehingga menyebabkan musim hujan di indonesia.
Terletak antara dua benua dan dua samudera menjadikan Indonesia sangat mudah di akses oleh berbagai Negara tetangga maupun Negara-negara yang perekonomiannya telah maju sehingga berada pada jalur pedagangan dunia. Indonesia menjadi tempat bertemunya kebudayaan-kebudayaan dari berbagai Negara lain seperti Hindu, Budha, Islam , Kristen , Konghucu dan sebagainya.

2.      Letak Astronomis
Letak astronomis adalah letak suatu tempat atau negara berdasarkan ditinjau dari posisi garis lintang dan garis bujur. Berdasarkan letak astronomisnya, Negara Indonesia terletak pada 6˚ LU - 11˚ LS dan 95˚BT - 141˚ BT.
Garis Lintang adalah garis khayal yang ada pada peta atau globe yang menguhubungkan titik barat dengan titik timur dan sejajar dengan equator. Garis lintang jumlahnya 180˚ yang terdiri dari 90˚ lintang utara ( LU ) dan 90˚ lintang selatan ( LS ). Garis lintang sangat berpengaruh terhadap iklim suatu tempat atau Negara. Berdasarkan kedudukan matahari dan garis lintang di bumi maka permukaan bumi dapat dibagi dalam 4 daerah iklim :
1.      Daerah iklim Tropis                       23,5˚ LU-23,5˚LS
2.      Daerah iklim Sub-tropis                23,5˚- 40˚ LU dan 23,5˚- 40˚ LS
3.      Daerah iklim Sedang                     40˚- 66,5˚ LU dan 40˚- 66,5˚ LS
4.      Daerah iklim Kutub                      66,5˚- 90˚ LU dan 66,5˚ - 90˚ LS

Garis Bujur adalah garis khayal yang ada pada peta atau globe yang menghubungkan kedua kutub bumi ( Utara dan Selatan ). Seluruh bola bumi ini dibagi menjadi 360˚ bujur yang terdiri dari 180˚ BT dan 180˚ BB. Dilihat dari letak lintang diketahui Indonesia terletak pada daerah Tropis, kenyataan ini  berkonsekuensi kepada :

o   Indonesia mempunyai rata-rata temperatur  yang tinggi ( 26˚ C )
o   Di Indonesia terjadi hujan zenith
o   Di Indonesia cepat terjadi proses pelapukan.

Letak bujur yang memanjang dari 94˚ BT – 141˚BT menyebabkan wilayah Indonesia mempunyai 3 daerah waktu yaitu :
a.       Waktu Indonesia Barat ( WIB )
Meliputi seluruh wilayah pulau Sumatera, Jawa dan Madura. Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah. Dengan demikian, perbedaan waktu antara WIB dan GMT ( waktu Greenwich ) adalah 7 jam.
b.      Waktu Indonesia Tengah ( WITA )
Meliputi wilayah Kalimantan Timur, Klaimantan Selatan, Bali, NTT, NTB dan seluruh wilayah pulau Sulawesi. Dengan demikian, perbedaan antara WITA dan GMT  adalah 8 jam.
c.       Waktu Indonesia Timur ( WIT )
Meliputi seluruh Kepulauan Maluku dan Papua ( Irian Jaya). Dengan demikian, perbedaan antara WIT dan GMT adalah 9 jam.

3.      Letak Kultur Historis
 kultur historis adalah letak ditinjau dari segi penyebaran kebudayaan. Akibat  letak kultur historis tersebut maka kebudayaan Indonesia beranekaragam. Hal ini dapat kita lihat, bahwa setiap suku bangsa di Indonesia memiliki corak kebudayaan sendiri-sendiri. Tetapi keanekaragaman kebudayaan suku bangsa Indonesia memiliki unsur  yang sama. Unsur kesamaan itu seperti :
a.       Asas-asas persamaan dalam hukum adat
b.      Asas-asas persamaan dalam hak waris atau tanah
c.       Persamaan nasib dalam perkembangan sejarah, akibat penjajahan
d.      Persamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa
e.       Bangsa Indonesia terikat kepada ideologi Pancasila.
4.      Letak Geologi
Letak geologi adalah letak suatu daerah atau Negara berdasarakan batuan didalam tubuh bumi, letak geologi Indonesia dapat dibedakan menurut beberapa hal, yakni dari sudut formasi geologinya dan jalur pegunungannya.
Dilihat dari formasi geologinya, kepulauan Indonesia merupakan tempat pertemuan antara 3 lempeng, sebagai berikut :
a.       Lempeng Asia yang relatif stabil
b.      Lempeng Indo-Australia yang meliputi dasar Samudera Hindia yang bergerak kearah utara
c.       Lempeng dasar Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat daya.
Dilihat dari jalur pegunungan yang ada, kepulauan Indonesia terletak diantara dua jalur pegunungan muda dunia, yaitu sirkum pasifik dan rangkaian mediterania. Akibat letak geologi tersebut maka :
a.       Tanah Indonesia subur karena banyak mengandung lapisan tanah vulkanik muda
b.      Beberapa pegunungan yang ada di Indonesia banyak menyimpan barang tambang.
c.       Daerah Indonesia merupakan wilayah yang labil dan banyak mengalami gempa bumi.

  1. Hubungan Antara Kondisi Geografis dengan Kondisi Penduduk
1.      Keanekaragaman Suku-suku Bangsa dan Persebaran di Indonesia
    1. Keanekaragaman suku bangsa
Keanekaragaman suku bangsa, dapat kita lihat berdasarkan induk suku bangsa (Ras), suku-suku bangsa di Indonesia
1.      Induk suku bangsa
Induk suku bangsa Indonesia berasal dari darata Asia (Yunan). Induk suku bangsa yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia dan melahirkan keturunan menjadi beberapa suku bangsa, antara lain ras Melayu dan ras Malenesoid.
2.      Suku bangsa
Suku bangsa adalah satu kesatuan sosial yang terikat oleh kesadaran terhadap kesatuan budaya dan dikuatkan oleh adanya kesatuan bahasa. Secara umum, suku bangsa di Indonesia dapat di kelompokkan atas tiga bagian, yaitu suku bangsa Indonesia pribumi,suku bangsa asing dan suku bangsa terasing : Suku bangsa asing terdiri atas penduduk keturunan campuran Eropa dan Indonesia ynag biasa disebut orang Indo.

    1. Persebaran suku bangsa Indonesia
1.      Suku bangsa di pulau sumatera
a.       Suku Bangsa Aceh
Penduduk Aceh biasanya dikenal sebagai penduduk serambi mekkah. Sebutan tersebut didasarkan pada realita sejarah wilayah Aceh merupakan daerah pertama yang dimasuki Agama Islam. Suku bangsa Aceh terdiri atas Gayo dan Alas.
b.      Suku Bangsa Batak
Suku bangsa Batak mendiami wilayah Sumatera Utara. Suku bangsa Batak terdiri dari beberapa bagian kecil seperti : Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Batak Mandailing. System kekerabatan suku bangsa Batak adalah Patrilineal artinya mengikuti garis keturunan dari pihak laki-laki ( Ayah ).
c.       Suku Bangsa Minangkabau
Suku bangsa minangkabau mendiami wilayah Sumatera Barat. Masyarakat minangkabau dikenal dengan kebiasaan hidup yang suka merantau dan berdagang. Sisitem kekekrabatan suku bangsa minangkabau adalah matrilineal. Matrilineal artinya mengikuti garis keturunan dari pihak perempuan (Ibu).
2.      Suku bangsa di pulau jawa
a.       Suku Bangsa Betawi
Suku bangsa Betawi menempati wilayah DKI Jakarta. Suku bangsa Betawi merupakan suku bangsa asli wilayah Jakarta.
b.      Suku Bangsa Sunda
1.      Suku Bangsa Sunda Banten
Meliputi wilayah Serang, Pandeglang, Tangerang dan Lebak.
2.      Suku Bangsa Sunda Priangan
Ada 2 yaitu Priangan barat dan Timur. Priangan barat menempati wilayah Cianjur, Sukabumi, dan bogor. Priangan timur menempati wilayah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, dan Bandung.
c.       Suku Bangsa Jawa
Mendiami hamper seluruh Provinsi jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Bahasa yang digunakan bahasa jawa.
3.      Suku Bangsa di Pulau Kalimantan
Terdapat suku utama yaitu suku Dayak, bahasa yang digunakan bahasa Dayak. System kekerabatan yang dipakai adalah amblineal, yaitu prinsip keturunan yang memperhitungkan garis keturunan dari pihak laki-laki (Ayah), dan sebagian dari pehak perempuan (Ibu).
4.      Suku Bangsa di Pulau Bali
Suku bangsa ini  menempati Provinsi Bali. Corak kehidupannya diwarnai pengaruh budaya Hindu dan Budha. Kawasan permukiman di Bali dinamakan Uma.
5.      Suku Bangsa di Pulau Sulawesi
Kehidupan bangsa di Sulaw4esi mendapat pengaruh dari Filipina, karena wilayah Sulawesi berdekatan denagan Filipina, terutama Filipina bagian selatan. Suku bangsa di pulau ini yaitu suku Minahasa, Toraja, Bugis, Banggai dan Makassar.
6.      Suku Bagsa di Kepulauan Maluku
Suku bangsa di Maluku antara lain Ambon, Ternate, Obi, dan Aru. Sistem kekerabatan bangsa Maluku yaitu Patrilineal. Kehidupan budayanya dipengaruhi budaya asing seperti Portugal, Spanyol dan Belanda.
7.      Suku Bangsa di Papua
Sebagian besar penduduk Papua bertempat tinggal disekitar pesisir pantai dan pegunungan. Suku bangsa Papua yaitu Asmat, Dani dan Arfak. Mata pencaharian pokok penduduk Papua adalah Pertanian.

2.      Keanekaragaman Budaya Bangsa Indonesia
Ada tiga unsur yang dominan dalam membedakan kebudayaan satu dengan laninya yaitu bentuk rumah, cara berpakaian dan mata pencaharian.
a.        Daerah Pegunungan
1.                              Bentuk rumah : umumnya dibuat dari kayu, bilik agak rendah dan kurang membutuhkan jendela karena daerahnya dingin.
2.                              Cara berpakaian : pakaian agak rapat dan tertutup , dibuat dari bahan yang tebal.
3.                                             Mata pencaharian : umumnya berladang
b.   Daerah Dataran Rendah
1.                              Bentuk rumah : kebanyakan dibuat dari tembok dan banyak membutuhkan jendela.
2.      Cara berpakaian : pakaian di buat dari bahan yang tidak terlalu tebal.
3.      Mata pencaharian : umumnya bertani, bersawah dan berladang.
c.     Daerah Pantai
1.                              Bentuk rumah : rumah panggung, rumah tembok dan rumah yang bertap rumbia.
2.      Cara berpakaian : pakaian tipis disesuaikan dengan iklim setempat.
3.      Mata pencaharian : umumnya berdagang dan nelayan.

3. Keanekaragaman Flora dan Fauna di Indonesia
a.  Penggolongan Flora Dan Fauna
Berdasarkan kondisi geografis, flora dan fauna di Indonesia di golongkan menjadi tiga zona zoogeografi, sebagai berikut:
1.      Flora-fauna Asiatis
Berada di Paparan sunda yang melewati Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Flora-fauna tipe Asiatis ini dipisahkan oleh garis “Wallace”. Contohnya antara lain:
Fauna : gajah, harimau sumatera, badak bercula satu, banteng, orangutan,burung hantu, biawak, trenggiling, pesut, elang, jalak dan kutilang.
Flora : hutan hujan tropis, pohon jati, pinus, cemara, rumbia, nipah, bakau dan sabana.
2.      Flora-fauna Peralihan
Terletak diantara garis wallacea disebelah barat dan garis weber disebelah timur meliputi daerah Indonesia timur ( Pulau Sulawesi ). Contoh :
Fauna : anoa, babi rusa, kuskus, komodo, burung maleo, mandar, rangkong.
Flora : sabana tropik, stepa, nipah dan bakau.
3.      Flora-fauna Australis
Berada di Paparan sahul meliputi Pulau Papua dan pulau-pulau di Dangkalan Sahul ( Pulau Papua ). Contoh :
Fauna : kangguru, kuskus, biawak, katak terbang, burung cenderawasih, kasuari dan burung kakak tua.
Flora : hutan hujan trpis, hutan mangrove dan hutan lumut.

4.      Kaitan kondisi geografis dengan aktivitas ekonomi penduduk
1.                                                      Wilayah Pantai
Kondisi geografis sangat mempengaruhi kehidupan social ekonomi penduduk yang tinggal di wilayah pantai yaitu bermata pencaharian sebagai nelayan.
2.                                                      Wilayah Dataran Rendah
Wilayah dataran rendah merupakan kawasan kosentrasi penduduk dan wilayah yang ideal untuk permukiman penduduk memusat. Diwilayah ini, mata pencaharianpenduduk terdiri adri pertanian, industri dan jasa serta  dikembangkan juga sektor perkebunan.
3.                                                      Wilayah Dataran Tinggi
Wilayah dataran tinggi merupakan dataran denagan ketinggian antara 500-700m. sistem pertanian yang diusahakan penduduk merupakan pertanian lahan kering seperti tanaman hortikultura karena daerah ini beriklim sejuk .
4.                                                      Wilayah Pegunungan
Seperti halnya wilayah dataran tinggi, wilayah pegunungan berhawa sejuk dan cadangan air sedikit. Selain areal hujan, wilayah pegunungan juga banyak diusakan sebagai daerah perkebunan kina dan teh.














“ ATMOSFER DAN HIDROSFER SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN“
A.    ATMOSFER
1.      Pengertian Atmosfer
Adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang.
2.      Sifat-sifat Atmosfer
a.       Tidak berwarna,tidak berbau, dan tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin.
b.      Dinamis dan elastis sehingga dapat mengembangdan menyusut serta dapat bergerak atau berpindah
c.       Transparan dalam beberapa bentuk radiasi.
d.      Mempunyai massa sehingga menimbulkan tekanan.

3.      Unsur-unsur gas yang terdapat dalam Atmosfer
No
Unsur
Simbol
Volume %
Berat Molekul
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nitrogen
Oksigen
Argon
Karbondioksida
Neon
Helium
Ozon
Hidrogen
Krypton
Xenon
N2
O2
Ar
CO2
Ne
He
O3
H
Kr
Xe
78,08%
20,94
0,93
0,03
0,0018
0,0005
0,00006
0,00005
Sangat kecil
Sangat kecil
28,02
32,00
39,88
44,00
20,18
4,00
48,00
2,02
-
-
4.      Lapisan-lapisan Atmosfer
a.    Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17º sampai -52º. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut. Diantara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopouse.

b.      Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu - 70oF atau sekitar - 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.

c.       Mesosfer

Kurang lebih 25 mil atau 40 km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar - 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es.

d.      Termosfer

Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi disini.                         
e.       Eksosfer
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling luar. Lapisan ini dapat mencapai 10.000 km. Lapisan ini merupakan lapisan transisi atmosfer ke ruang antarplanet.



5.      Pemanfaatan lapisan Atmosfer
Adapun manfaat atmosfer bagi kehidupan manusia yaitu :
a.       Menjaga suhu bumi tetap hangat
b.      Melindungi bumi dari jatuhnya benda-benda angkasa
c.       Memantulkan gelombang radio
d.      Menahan radiasi matahari
Seandainya atmosfer tidak ada, suhu pada siang hari di permukaan bumi diperkirakan mencapai 93ºC dan pada malam hari -184ºC. Peristiwa-peristiwa cuaca yang terjadi pada lapisan Atmosfer seperti angin, hujan,awan dan perubahan-perubahan suhu ternyata banyak mempengaruhi aktifitas manusia.
Pada siang hari, atmosfer memantulkan 6% dan menyerap 16% energi panas dari matahari. Kemudian energi panas matahari yang diteruskan ke permukaan, sekitar 24% jumlahnya dipantulkan kembali oleh awan dan permukaan Bumi, 3% diserap oleh awan. Sisanya (51%) diserap oleh tanah dan laut. Dengan demikian, suhu permukaan Bumi di siang hari tidak melonjak tinggi. Sebaliknya, di malam hari atmosfer menahan sebagian energi panas sehingga suhu tidak merosot drastis. Atmosfer menyerap sekitar 15% energi panas yang akan dipancarkan kembali ke luar angkasa. Kemampuan atmosfer menyerap panas disebabkan kandungan gas CO2-nya, mirip dengan rumah kaca (herbarium) yang menjaga suhu tetap hanga    mkjt bagi tetumbuhan di dalamnya. Karena itu, gas CO2 disebut juga gas rumah kaca. Akan tetapi, jumlah gas ini di atmosfer terus meningkat, sehingga menimbulkan pemanasan global (Global Warming).

B.     CUACA DAN IKLIM
1.      Pengertian Cuaca dan Ilkim
Cuaca adalah keadaan rata-rata atau kelakuan atmosfer dalam waktu yang pendek dan meliputi daerah yang sempit dan sifatnya berubah-ubah setiap waktu, sedangkan Iklim adalah pola cuaca rata-rata dalam wilayah yang luas dan jangka waktu yang lama ( sekitar 30 tahun).
2.      Unsur-Unsur Cuaca Dan Iklim
a.      Temperatur  (Suhu Udara)
Temperatur atau suhu udara di suatu tempat tidak sam dan selalu berubah-ubah sewaktu-waktu. Alat ukur suhu udara yaitu Termometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suatu udara adalah :
a)      Sudut datangnya sinar
b)      Cerah tidaknya cuaca
c)      Lamanya penyinaran
d)     Letak lintang
Cara menghitung suhu udara
Suhu dipermukaan bumi tidak sama, semakin tinggi suatu daerah udaranya semakin dingin. Menurut hukum Geotermis setiap kenaikan 1000 m maka suhu udara berkurang ( 6° C).
 
Dengan ketentuan :
Tx = Temperatur udara rata-rata pada suatu tempat (x) yang dicari
To = Temperatur udara di permukaan laut
  h  = Tinggi tempat yang diketahui (x)
Contoh :
Temperatur udara di permukaan laut = 27° C, Kota Solok tingginya 700 m diatas permukaan laut. Berapa temperatur rata-rata di Solok ?
Jawab :
       = 27° C – 6 x 0,7
       = 27° C – 4,2° C  = 22,8° C 
Jadi, temperatur rata-rata di Kota Solok  22,8° C.
b.      Tekanan Udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul oleh adanya berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara suatu tempat pada setiap saat berubah-ubah (berbeda) dipengaruhi oleh temperatur. Tekanan Udara alat ukurnya Barometer.
c.       Kelembaban Udara
Udara yang mengandung uap air dikatakan lembab. Banyak sedikitnya uap air yang terkandung dalam udara tergantung kepada udara itu sendiri. Kelembaban udara dibedakan menjadi : kelembaban absolute, kelembaban maksimum dan kelembaban relatif atau nisbih.
d.      Hujan (Presipitasi)
Curah hujan adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang jatuh hingga permukaan bumi. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan disebut Ombrometer. Presipitasi selalu diawali oleh proses kondensasi, sublimasi atau gabungan kedua-duanya dari uap air yang ada di atmosfer. Berdasarkan bentuknya presipitasi meliputi :
a)      Hujan (rain) ialah presipitasi dalam bentuk cair.
b)      Salju (snow) ialah presipitasi dalam bentuk padat, terjadi karena sublimasi uap air di bawah titik beku.
Berdasarkan proses terjadinya hujan dibedakan menjadi :
a)      Hujan orografis/relief/gunung
b)      Hujan frontal
c)      Hujan konveksi/zenithal
d)     Hujan siklonal
Beberapa istilah teknis mengenal hujan yang sering digunakan oleh Pusat Meteorologi dan Geofisika ( PMG) dalam siaran Prakiraan Cuaca setiap hari yaitu:
a)      Cuaca baik : daerah yang mungkin terkena hujan meliputi 0% - 10% dari luas daerah yang disebutkan dalam prakiraan.
b)      Hujan lokal : daerah hujan meliputi 10% - 40% dari luas daerah
c)       Hujan tidak merata : daerah hujan meliputi 40% - 70% dari luas daerah
d)     Hujan merata : lebih daripada 70% dari daerah yang dalam prakiraan akan mengalami hujan
Faktor-faktor yang mempengaruhi curah hujan di Indonesia sebagai berikut:
a)      Banyak mempunyai hujan yang tinggi
b)      Banyak laut dan terletak diantara dua benua
c)      Angin muson yang banyak membawa uiap air
d)     Terletak di daerah tropis sehingga penguapan tnggi
Ada beberapa faktor iklim yang mempengaruhi pola penyebaran curah hujan di bumi yaitu :
a)      Letak lintang
b)      Penyebaran daratan dan lautan
c)      Gunung dan pegunungan
e.       Awan
Awan adalah kumpulan butir-butir air, Kristal es atau campuran keduanya yang masih melekat pada inti-inti kondensasi dan tetap melayang-layang di udara. Pada garis besarnya awan mempunyai 3 bentuk dasar yaitu:
a)      Cirroform cloud (awan bulu/berserat)
b)      Stratiform cloud (awan berlapis-lapis)
c)      Cumuliform cloud ( awan bergumpal)
Berdasarkan morfologinya awan dapat dibedakan sebagai berikut :
a)      Awan Cumulus (Cu) : awan tebal dengan dasar horizontal puncaknya bermacam-macam. Terbentuk pada siang hari dalam udara yang naik. Bagian yang berhadapan dengan matahari kelihatan terang, mempunyai bayangan kelabu jika disinari matahari.
b)      Awan Stratus (St) : awan rendah yang seragam melebar sperti kabut dan umumnya berwarna kelabu tetapi tidak sampai kepermukaan tanah.
c)      Awan Cirrus (Ci) : awan yang tampak tersusun dari serat lembut dan halus, berwarna putih mengkilat bagaikan sutera tanpa bayangan, seperti bulu burung.
d)     Awan Nimbus (Ni) : awan tebal dengan bentuk tidak teratur, menimbulkan hujan lebat.
e)      Awan Cumulonimbus (Cb) : awan yang bervolume sangat besar, berbentuk menara, gunung atau pundaknya melebar. Awan ini menimbulkan hujan setempat dengan kilat dan Guntur serta disertai badai dan halilintar.
f.       Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah yang bertekanan rendah (minimum). Alat ukurnya Anemometer, sedangkan alat untuk mengetahui arah angin adalah kantong angin. Pada dasarnya angin dipermukaan bumi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu ;
a)      Angin Tetap
Adalah angin yang yang bergerak terus menerus sepanjang tahun dengan arah yang tetap. Contoh :
·         Angin passat
·         Angin barat
·         Angin timur
b)      Angin Lokal
Adalah angin yang bertiup akibat perbedaan tekanan udara daerah tersebut yang tidak begitu luas. Pola angin lokal di Indonesia sebagai berikut :
·         Angin laut dan angin  darat
·         Angin gunung dan angin lembah
·         Angin panas/Fohn
Jenis-jenis angin Fohn ini antara lain :
*      Angin Chinook di belahan timur pegunungan Rocky
*      Angin Samun di Persia
*      Angin Nor westers pada sisi timur pegunungan Selatan New Zealand
*      Angin Santa Anas di California
Ada beberapa angin Fohn yang efeknya menonjol di Indonesia yaitu :
*      Angin Bahorok di Deli, Sumatera Utara
*      Angin Kumbang di Cirebon, Jawa barat
*      Angin Gending Probolinggodan di Pasuruan, Jawa Timur
*      Angin Brubu di Sulawesi Selatan
*      Angin Wambraw di Papua
·         Angin Musim
·         Angin Siklon dan anti siklon
3.      Macam-macam Iklim
a.       Iklim Matahari
Merupakan iklim yang didasarkan pada letak lintang. Berdasarkan letak lintang , iklim di bumi dibedakan menjadi 4 tipe yaitu :
a)      Iklim Tropis                       23,5˚ LU-23,5˚LS
b)      Iklim Sub-tropis                23,5˚- 40˚ LU dan 23,5˚- 40˚ LS
c)      Iklim Sedang                     40˚- 66,5˚ LU dan 40˚- 66,5˚ LS
d)     Iklim Kutub                      66,5˚- 90˚ LU dan 66,5˚ - 90˚ LS

                                                Gambar sketsa iklim matahari

b.      Iklim Fisik
Pembagian iklim fisik didasarkan pada keadaan alam atau keadaan fisik suatu daerah, angin, arus laut dan jaraknya dari laut. Contoh iklim fisik :
a)      Iklim Benua (Kontinental)
b)      Iklim Laut
c)      Iklim Daratan Tinggi
d)     Iklim Gunung
4.      Manfaat cuaca dan iklim bagi kehidupan
a)      Dalam bidang pertanian, Para ahli pertanian melalui berbagai percobaan telah berupaya memanfaatkan unsur-unsur iklim untuk syarat tumbuhnya berbagai jenis tanaman produktif seperti :
*      Karet, cocok tumbuh didaerah tropis dengan hujan sepanjang tahun dan suhu 25° C - 27° C.
*      Tebu, cocok tumbuh di daerah tropis, curah hujan kurang dari 100 mm setahun, suhu antara 5° C - 27° C, dan periode kering berturut-turut sampai 6 bulan.
*      Padi, tumbuh sangat baik di daerah dengan kelembaban udara tinggi, sinar matahari penuh dan selama tumbuh suhu berkisar antara 28° C - 29° C.
*      Kopi, cocok tumbuh di daerah yang mempunyai curah hujan tinggi dengan suhu rata-rata setahun kurang dari 25° C.
*      Cengkeh dan rempah-rempah, cocok tumbuh di daerah tropis dengan suhu harian antara 18,3° C – 29,4° C dan curah hujan merata sepanjang tahun.
*      Kelapa, tumbuh dengan baik di daerah dengan suhu antara 24° C -26°C dan curah hujan 1.200 mm setahun serta musim kering singkat.
b)      Angin membantu berbagai penyerbukan tanaman sehingga terjadi pembuahan.
c)      Para nelayan tradisional memanfaatkan angin laut dan angin darat dalam mencari ikan.
d)     Angin darat dijadikan pembangkit tenaga listrik dengan kincir angin.

C.   HIDROSFER
1.      Siklus hidrologi
Hidrosfer merupakan salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai wujud. Air bisa berwujud padat, cair, maupun gas. Setiap air di Bumi mengalami fase tersebut dalam siklus hidrologi. Dalam kehidupan, air mempunyai fungsi yang sangat penting. Air dibutuhkan untuk mandi, mencuci, memasak, menyirami, dan sebagainya.
Jumlah air di bumi adalah tetap. Perubahan yang dialami air di Bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Air akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus hidrologi berlangsung. Air mengalami gerakan dan perubahan wujud secara berkelanjutan. Perubahan ini meliputi wujud cair, gas, dan padat.
a.       Proses Hidrologi
Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan dan awan. Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi. Proses siklus hidrologi ini diawali dan energy panas matahari. Adanya terik matahari pada siang hari menyebabkan air di permukaan bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun transpirasi. Proses penguapan dipermukaan yang terjadi dapat saja merupakan perpaduan antara keduanya sehingga dinamakan dengan evapotranspirasi, seperti yang terjadi pada suatu sawah yang digenangi air akan mengalami proses ini.
Uap air bergerak keatas menuju atmosfer karena masanya yang ringan, kemudian setelah mengalami beberapa proses akan berkumpul menjadi awan. Awan oleh pengaruh angin bergerak menuju ke tempat yang bertekanan rendah, apabila mengalami kondensasi ( perubahan uap air menjadi titik air ) akan menjadi hujan ( presipitasi ) dan akhirnya akan kembali turun ke permukaan bumi dengan bentuk air ataupun salju. Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run off). Baik dalam air bawah tanah maupun air permukaan keduanya menuju ke tubuh air di permukaan bumi (laut,danau, dan waduk). Proses ini akan terus menerus membentuk sebuah siklus yang dinamakan dengan siklus hidrologi.

b.      Siklus air dibedakan sebagai berikut :
a)      Siklus air pendek
Radiasi matahari dan angin menyebabkan air laut mengalami penguapan. Kemudian terjadi kondensasi dan membentuk titik-titik air yang disebut awan. Awan yang jenuh turun sebagai air hujan di permukaan air laut.

b)      Siklus air sedang
Air laut mengalami penguapan, kemudian terjadi kondensasi dan membentuk awan. Awan tertiup angin dan terbawa ke daratan dan terjadi hujan di daratan. Sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah, mengalir ke permukaan, dan akhirnya menuju ke laut.

c)      Siklus air panjang
Air laut mengalami penguapan, lalu terjadi kondensasi dan membentuk awan. Awan ini terbawa ke daratan dan terjadi hujan berupa hujan salju dan es. Salju dan es kemudian mengendap di permukaan tanah dan pada musim semi mulai mencair. Air tersebut kemudian sebagian akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi akan mengalir ke permukaan tanah, dan akhirnya menuju ke laut.

2.      Bentuk-Bentuk Tubuh Air Permukaan Dan Air Tanah
a.      Air Permukaan
Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan), atau air hujan yang mengalami peresapan dan muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata air. Mata air yang muncul di permukaan bumi akan mengalir sebagai air permukaan. Air hujan yang tidak mengalami peresapan, dan mata air-mata air yang muncul di permukaan bumi akan membentuk aliran permukaan yang menjadi sungai dan genangan air berupa rawa-rawa dan danau.
a)      Danau
Danau merupakan wilayah cekungan di daratan yang terisi oleh air. Sumber air yang mengisi danau tidak selalu dari air sungai, tetapi juga bisa dari air hujan secara langsung maupun rembesan dari air tanah di sekitar danau. Danau dapat dibedakan antara danau alam dan danau buatan. Danau alam terbentuk karena proses alam misalnya aktivitas vulkanik, tektonik maupun aktivitas es pada zaman es. Sementara itu, danau buatan atau bendungan merupakan danau yang sengaja dibuat dengan cara membendung air sungai. Walaupun kelihatan sama, sebenarnya danau dapat dibedakan atas proses pembentukannya. Berikut adalah jenis danau berdasarkan proses pembentukannya:
a)      Danau vulkanik, yaitu danau yang terbentuk pada lubang kepundan atau kaldera gunungapi. Air hujan mengisi lubang kepundan atau kaldera, sehingga terbentuklah danau. Danau tipe ini sangat berbahaya jika gunungapinya masih aktif. Jika akan terjadi letusan, maka air danau akan meresap menuju magma dan akan menambah kekuatan letusan. Selain itu, jika dinding kawah jebol, maka akan terjadi banjir yang besar dengan kecepatan tinggi atau banjir bandang. Karena itulah dibuat terowongan untuk mengurangi volume air danau. Contoh danau ini diantaranya Danau Gunung Batur, dan Gunung Galunggung.
b)       Danau tektonik, yaitu danau yang terbentuk karena adanya gerakan tektonik sehingga terbentuk cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan. Contohnya: Danau Tempe, Danau Tondano, Danau Towuti di Sulawesi, Danau Maninjau, Danau Takengon, dan Danau Singkarak di Sumatera.
c)      Danau vulcano-tectonik, yaitu danau yang terbentuk karena gabungan proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi terjadi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil, sehingga terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi oleh air. Contohnya, Danau Toba di Sumatera.
d)     Danau pelarutan (solusional), yaitu danau yang terbentuk karena proses pelarutan pada bentuklahan negatif atau berada di bawah ratarata permukaan setempat. Peristiwa ini terjadi di daerah kapur (karst) oleh air hujan yang mengandung CO2. Bentuklahan yang negative pada daerah karst (pegunungan kapur) antara lain doline. Doline adalah ledokan atau lubang yang berbentuk corong pada batugamping atau batu kapur dengan diameter dari beberapa meter saja sampai1 km dengan kedalaman dari beberapa meter sampai ratusan meter.
e)      Danau ladam atau tapal kuda (oxbow lake) terbentuk akibat proses pemotongan saluran sungai meander secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya. Sungai tersebut terputus dari sungai induknya dan sumber air yang diperoleh hanya dari air hujan. Besar danau bervariasi sesuai dengan ukuran sungai yang membentuknya.
f)       Bendungan atau Waduk Bendungan atau waduk, yaitu danau yang sengaja dibuat manusia dengan cara membendung aliran sungai. Waduk dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan pembangkit tenaga listrik. Selain itu, dengan dibangunnya waduk maka air dapat diatur sesuai keperluan, misalnya pada musim hujan, sebagian air disimpan dan pada musim kemarau air bendungan dialirkan untuk mengairi sawah, dan berbagai keperluan lainnya. Contohnya waduk Jatiluhur, Waduk Cirata, Waduk Saguling, Karangkates, Gajahmungkur, dan lain-lain.

b)     Sungai
Sungai adalah aliran air yang secara alami mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah dan memanjang menuju laut. Sebuah sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Masing-masing bagian tersebut memiliki ciri tersendiri. Sungai pada bagian hulu umumnya memiliki arus yang kuat sebagai akibat dari kemiringan lerengnya. Karena kuatnya arus, maka pengikisan yang dominan adalah pengikisan atau erosi vertikal yang mengikis dasar sungai. Karena itu, sungai di daerah ini memiliki penampang berbentuk huruf V.
Pada bagian tengah kekuatan arus mulai berkurang sebagai akibat semakin landainya lereng. Kekuatan erosi semakin berimbang antara erosi vertikal dan erosi horizontal. Karena itu, badan sungai lebih lebar dan berbelok-belok. Aliran air juga agak lambat. Pada bagian hilir, kekuatan arus semakin jauh berkurang dan erosi yang dominan adalah erosi horizontal. Akibatnya, sungai menjadi lebih lebar dibandingkan dengan bagian lainnya. Aliran sungai yang semakin lambat dan lemah membuat bentuk sungai menjadi berkelok-kelok. Kelokan sungai kadang berpindah-pindah, sehingga terdapat aliran sungai yang sudah terpotong yang disebut sungai mati berbentuk ladam atau tapal kuda (oxbow lake).
Dilihat dari sumber airnya, sungai dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sungai hujan, sungai gletser, dan sungai campuran :
a)       Sungai Hujan
Sungai hujan adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Besar kecilnya debit atau aliran air pada sungai ini akan dipengaruhi oleh luas dan bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS adalah suatu wilayah pengaliran sungai yang dibatasi oleh punggungan yang memisahkannya dengan DAS yang berdekatan. Semakin luas DAS, aliran air sungai akan semakin besar.
b)       Sungai Gletser
Sungai gletser adalah sungai yang sumber airnya berasal dari es yang mencair. Karena sumbernya berasal dari es mencair maka tentu saja pada musim panas volume air sungai akan lebih besar dibanding musim dingin. Pada musim panas banyak es yang mencair sehingga aliran air semakin besar, sebaliknya pada musim dingin. Sungai Gangga dan Brahmaputera di India termasuk jenis sungai ini.

c)      Sungai Campuran
Sesuai dengan namanya, sungai ini merupakan sungai yang sumbernya dari air hujan dan es yang mencair. Sungai Digul dan Membramo merupakan contoh sugai jenis ini. Es yang mencair berasal dari Pegunungan Jayawijaya.
Air sungai telah dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Pemanfaatan air sungai di antaranya adalah:
a.       sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian;
b.      sebagai pembangkit Tenaga Listrik (PLTA) ;
c.        sebagai prasarana lalu lintas;
d.      sebagai sumber pangan berupa ikan dan sejumlah binatang lainya;
e.        sebagai tempat budidaya ikan air tawar;
f.        sebagai sarana kebutuhan rumah tangga seperti cuci, mandi dan kakus (MCK).
Sungai-sungai di Kalimantan banyak yang digunakan untuk sarana transportasi. Perahu dapat bergerak sampai jauh ke pedalaman karena airnya tidak terlalu deras. Bahkan, banyak penduduk di daerah ini yang menjadikan sungai sebagai tempat berjualan seperti di Banjarmasin. Sayangnya sungai-sungai di Indonesia, terutama di Pulau Jawa telah mengalami kerusakan. Banyak sungai yang airnya sudah tidak nampak jernih akibat rusaknya hutan di daerah hulu dan aktivitas pertanian. Bahkan, sungai-sungai di Pulau Jawa sudah banyak yang tercemar limbah industri, sehingga tidak lagi memungkinkan banyak makhluk hidup, terutama ikan untuk hidup di sana.



b)     Rawa
Rawa adalah tubuh perairan dangkal di daratan, terbentuk pada daerah yang granasenya kurang baik, letaknya rendah dan di muara sungai-sungai besar. Rawa dapat dikelompokkan atas dasar lingkungan terbentuknya sebagai berikut :
a)      Rawa pantai, yaitu rawa yang terdapat di pantai, ciri dari rawa pantai :
·         Airnya payau
·         Terpengaruh oleh pasang surut
·         Material dasarnya lumpur
·         Rawa payau umumnya tertutup mangrove
b)      Rawa pedalaman, yaitu rawa yang terbentuk jauh dan pantai. Kedalaman air rawa umumZnya terpengaruh oleh air hujan. Rawa pedalaman umumnya kaya akan ikan air tawar dan rawa pedalaman yang terkandang kering dapat dipergunakan untuk lahan pertanian.

b.      Air Tanah
Air tanah adalah bagian dari air yang berada di bawah permukaan tanah yang mengisi secara penuh ruang antar butir tanah atau pada lapisan jenuh (saturated zone). Air tersebut tentunya berasal dari hasil resapan air dari permukaan tanah (infiltrasi). Hasil resapan tersebut mengisi pori-pori/rongga antar partikel tanah. Jika infiltrasi tersebut terus berlangsung, maka air yang berada diantara partikel tanah tersebut bergerak terus ke bawah karena beratnya (gaya gravitasi) mengisi lapisan tanah paling bawah dan akhirnya terbentuklah airtanah (groundwater). Pada lapisan jenuh tadi, rongga diantara partikel tanah terisi penuh oleh air. Zone yang jenuh atau terisi penuh dengan air disebut lapisan aquifer.
Kondisi air tanah pada lapisan aquifer ada yang dalam keadaan tertutup oleh lapisan impermeable (air tanah terkekang atau confined water) dan ada pula yang tidak tertutup lapisan impermeabel (air tanah bebas atau free water). Pada titik tertentu airtanah yang tertekan dapat muncul ke permukaan sebagai air artesis. Berdasarkan kedalamannya, airtanah dapat dibedakan menjadi airtanah dangkal dan airtanah dalam. Airtanah dangkal adalah airtanah yang berada pada pori-pori lapisan tanah teratas.

a)      Macam-macam Air Tanah
Berdasarkan asal usulnya air tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:
·         Air hujan
Air hujan jatuh ke permukaan bumi sebagian akar, meresap ke dalam tanah dan akan menjadi air tanah. Air tanah semacam ini disebut juga air meteorid dan air vados.
·         Air magnetik atau air vulkanik
Yaitu air yang berasal dari magma. Air tanah ini disebut juga air yuvenil.
·         Air connate
Yaitu air yang terjebak pada pori-pori batuan pada saat batuan tersebut. Air connate disebut juga air fosil.
b)      Persebaran Air Tanah
Air tanah dibawah permukaan bumi dapat dibagi dalam dua zone yaitu :
·         Zone jenuh
·         Zone tidak jenuh
Air tanah berada diantara permukaan bumi dan lapisan permeabel dinamakan air tanah bebas. Sedangkan air tanah yang tertekan  yang akuifer tertekan merupakan lapisan permeabelnya terletak diantara dua lapisan permeabel.

D.    PERAIRAN LAUT
Bagian permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air yang mempunyai kadar garam tinggi disebut dengan laut. Ilmu yangmempelajari perairan laut disebut oseanografi.
1.      Jenis-Jenis Perairan Laut
Berdasarkan letaknya, laut dibedakan menjadi :
o   Laut Tepi
Laut tepi merupakan laut yang terbentuk di tepi benua yang seakan –akan terpisah oleh daratan pulau. Contoh : Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan Filipina.
o   Laut Tengah
Laut pertengahan merupakan laut yang terletak diantara benua. Contoh : laut tengah (laut mediteran) di benua Eropa.
o   Laut Pedalaman
Laut pedalaman merupakan laut yang terketak di tengah-tengah benua yang di kelilingi oleh daratan. Contoh : laut Kaspia, Laut Hitam, Laut Mati.
Menurut kedalamannya, laut dibedakan menjadi :
o   Zona Litoral
Zona litoral adalah zona pesisir laut di antara garis pasang dan garis surut, kedalamannya 0 m (0 meter).
o   Zona Neritik
Zona neritik adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m (0 meter) – isobaths 200 m.
o   Zona Bathyal
Zona bathyal adalah laut yang terletak pada kedalaman atau isobaths 200 m – 2000  m.
o   Zona Abysal
Zona abysal adalah laut yang terletak pada kedalaman atau isobaths lebih dari 2000 m – 6000 m.

Berdasarkan proses terjadinya, laut dibedakan menjadi :
o   Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena naiknya permukaan laut, permukaan laut naik karena proses berakhirnya zaman es, yaitu gletser yang ada kutub dan es yang ada dipuncak-puncak gunung mencair. Contoh : Laut Jawa, Laut Karimata dan Laut Arafuru.
o   Laut Regresi adalah laut yang terjadi karena proses pembekuan secara besar-besaran di daerah kutub dan puncak-puncak gunung yang tinggi. Akibatnya luas laut akan berkurang sedangkan daratan akan bertambah luas.
o   Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami penurunan yang disebabkan tektonik. Contoh : Laut Tengah dan Laut Karibia.

2.      Batas-batas Wilayah Laut Indonesia
1.      Landas Kontinen (Continental Sel), yaitu bagian laut yang kedalamannya mencapai 200 m. Landas kontinen wilayah Indonesia diatur dalam UU No. 1 tahun 1973 dan dikukuhkan oleh PP No. 4 tahun 1960.
Contoh : Perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia yaitu Selat Malaka.
2.      Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu Negara sejauh 12 mil yang diukur dan garis dasar lurus. Laut territorial Indonesia dikukuhkan dalam deklarasi Juanda pada tanggal 13 desember 1957.
3.      Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu Negara diukur sejauh 200 mil (± 320 km) dari garis dasar wilayah laut. ZEE wilayah Indonesia ditetapkan pada tanggal 21 maret 1980.