Sabtu, 24 November 2012

Tabuik Pariaman kembali di Oyak

Tabuik Pariaman kembali dioyak. Pembukaan yang berlangsung pagi ini diikuti oleh 3.000 lebih pelajar Kota Pariaman dalam pawai 1 Muharam. Selain pelajar masyarakat juga ikut ambil bagian memeriahkannya.

Pawai 1 Muharam yang dibuka Walikota Pariaman, Muchlis Rahman, ini berakhir di Pantai Gondoriah. Kemudian, acara dilanjutkan dengan zikir bersama di pantai tersebut.
Ketua Pelaksana, Tundra Laksmana, mengungkapkan pesta tabuik akan berlangsung selama 10 hari, tanggal 15-25 November. Dalam waktu 10 hari itu dilakukan pembuatan tabuik yang nantinya akan dibuang kelaut pada hari ke sepuluh atau 10 Muharam. Pembuatan tabuik akan dilakukan di rumah pewaris tabuik yaitu Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa

“Acara puncaknya pada 25 November nanti, tabuik yang dibuat tadi akan dibuang ke laut dan disaksikan beramai-ramai oleh masyarakat,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Pariaman ini.
Tabuik adalah sebuah benda berbentuk keranda bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, rotan, dan bambu. Tabuik merupakan benda utama yang diarak di tepi pantai untuk kemudian dibuang ke laut.

Badan Tabuik dibuat berbentuk kuda besar, bersayap lebar, dan berkepala perempuan cantik berambut panjang. Pembuatan tabuik dikerjakan dari tanggal 1 hingga 9 Muharam oleh dua kelompok masyarakat Pariaman yaitu kelompok Pasar dan kelompok Suberang. Tabuik yang dibuat pun dua buah.

Pesta Tabuik adalah sebentuk upacara masyarakat Pariaman dalam memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Hassan dan Hussain di Padang Karbala. Sebagian kaum Muslim meyakini bahwa jenazah Hussain dimasukkan ke dalam peti jenazah (tabuik) dan dibawa ke langit menggunakan Bouraq.

Menurut sejarah Pariaman, pesta Tabuik adalah bentuk usaha pembauran antara pasukan Thamil yang dahulu adalah bagian dari pasukan Inggris dengan masyarakat Pariaman.